Kamis, 14 Januari 2016

BUKU HARIAN

BUKU HARIAN

Buku harian adalah catatan pribadi yang berisi tentang pengalaman dan peristiwa yang dialami yang sifatnya rahasia dengan gaya penulisan yang tidak mengikat (bebas).
Isi dari buku harian tersebut seseorang dapat mencurahkan segala bentuk rasa dan pengalamannya di dalam buku harian tersebut baik berupa perasaan sengang, sedih, marah, sayang, jengkel, cinta, dan lain-lain.
Karena bersifat bebas, maka orang lain tidak dapat membaca buku harian tersebut kecuali dengan seijin yang punya.

Manfaat menulis buku harian

Ketika berbicara tentang manfaat, tentunya namanya buku catatan harian seseorang akan banyak memberikan manfaat, diantara;

- Untuk mengingat peristiwa atau pengalaman pribadi

- Menjadikan buku harian sebagai bahan evaluasi dalam menghadapi hidupnya yang akan datang

- Menjadikan buku catatan harian sebagai pelajaran untuk dapat menjadi pribadi yang lebih baik

- Umumnya buku harian akan membuat penulis atau pemiliknya merasa lega setelah menulis segala uneg-uneg yang dalaminya, walaupun tidak diketahui orang lain.

Cara menulis buku harian yang baik

Karena buku harian (diary) ini merupakan catatan pribadi tidak untuk konsumsi umum, sebenarnya tidak ada aturan yang baku, sehingga masing-masing orang bebas memilih gaya bahasa dan bentuk dari buku hariannya masing-masing.

Namun begitu, setidaknya tips menulis buku harian berikut ini dapat dijadikan sebagai acuan dalam penulisan buku harian terutama bagi yang baru mau mencoba membuatnya.

Penulisan buku harian tidak harus menggunakan kalimat yang baik, seseorang boleh menulis dengan menggunakan ‘bahasa gaul’. Buku harian sering ditulis menggunakan kalimat ekspresif yang spontan keluar dari fikiran dan perasaan yang dalam.

Langkah-langkah menulis buku harian

Untuk menulis buku harian, setidaknya dapat mencantumkan hal-hal berikut ini;

- Tempat

- Waktu

- Peristiwa atau pengalaman

- Perasaan yang dialami

Contoh buku harian


Contoh pertama


Bandarlampung, 29 April 2015
Diary
Hari ini aku sebel banget sama seseorang. Gimana aku nggak sebel, dia itu orangnya sombong banget sih. Bayangin aja, aku udah baik-baik menyapa dan memberikan senyuman tapi dia kok malah nggak peduli dan pergi begitu saja.

Diary
Kog ada ya orang yang seperti itu. Apa bersikap ramah kepada orang lain itu susah? Kayaknya enggak deh. Kalau dia tidak bisa ramah dan nggak pernah senyum, siapa coba yang mau berteman dengan dia? Apa dia tidak pengin punya banyak teman?

Diary ….
Pokoknya aku nggak mau lagi menyapa dia. Biarin aja dia nggak punya teman, lagian siapa yang butuh teman seperti dia? Sebel deh!

Contoh kedua


Jakarta, 1 Mei 2015
Hari ini ada kejadian lucu dan memalukan yang aku alami. Pokoknya aku nggak akan pernah lupa dengan kejadian itu.

Ceritanya begini, tadi sore aku diajak mama pergi belanja ke mall. Banyak banget barang yang harus dibeli, paman dan tante kan besok Minggu mau datang. Setelah hampir 2 jam berbelanja, aku mulai capai dan merasa lapar. Aku pun mengajak Mama ke KFC dulu untuk makan. "Ma, ayo kita ke KFC dulu! Udah lapar nih," ajakku sambil berjalan. Tetapi Mama menjawab, "Sebentar, sayang. Sebentar ya!"

Karena aku sudah kelaparan, tangan mama pun aku tarik sambil berkata, "Pokoknya kita makan dulu!" Aku mendengar suara Mama berkata, "Sayang, kamu mau ke mana?" Tapi aku cuek aja, yang penting makan. Tapi, kenapa suara mama terdengar makin jauh ya? Karena penasaran, aku menoleh ke belakang. Oh My God! Betapa kagetnya aku karena orang yang aku tarik ternyata bukan mama. Aduh, rasanya aku malu banget apalagi orang-orang melihat aku sambil menahan senyum. 

Mama yang melihat tingkahku juga tertawa sambil menghampiriku." Makanya, kalau mau narik-narik itu lihat dulu. Jangan asal tarik aja. Memangnya kamu mau ganti mama baru ya?" ledek Mama kepadaku. Aku pun cuma tersenyum sambil menahan malu. Ya, ampun! Gara-gara kelaparan, malu deh aku.



 http://www.berpendidikan.com/2015/05/contoh-buku-harian-diary-dan-cara-membuatnya-dengan-benar.html


Tidak ada komentar:

Posting Komentar